Sunday, July 12, 2009

BAGAI BUNGA MELATI INDAH DAN PUTIH (CHAPTER 7)

Setiap tiba hari senin, saya selalu menyempatkan diri untuk bertemu dengan LEN. Entah mungkin terlalu janggal ia rasa kalau aku terus menjemputnya ke rumahnya, janggal bagi orang tuanya, janggal bagi tetangganya, akhirnya LEN memperkenalkan saya pada seorang bekas tetangganya bernama Irma. Irma adalah seorang gadis yang cacat. Tak bisa berjalan tanpa memakai tongkat. LEN yang menyuruhku untuk menemui Irma bila ingin memanggilnya. Memang nampaknya ia juga malu dan juga takut kalau saya terlalu sering menjemputnya ke rumahnya. Irma kebetulan sangat baik. Memang Tuhan maha kuasa atas segalanya. Tuhanlah mungkin yang menggerakkan hati Irma agar selalu bersedia untuk memanggil LEN kapan saja saya mau. Tanpa pamrih ia lakukan semuanya. Betapa kuasanya Tuhan memuluskan rencana saya bila datang karena terdesak kerinduan. Saya terkadang merasa kasihan atas jerih payah Irma. Tapi LEN pasti lebih tahu mana yang harus kami Lakukan. Kapan saja saya datang, Irma akan pergi memanggil LEN walau dengan susah payah. Kadang saya menemui Irma dengan kenderaanku sendiri, kadang dengan kenderaan kakak perempuanku yang kebetulan ada yang berdomisili di Padang Sidempuan ini, dan kadang saya datang dengan kendaraan umum. Kapan saja saya datang, Irma akan menuruti apa yang saya suruh. Dia akan membawa LEN kehadapanku. Ia melayanh aku dan LEN sebaik baiknya. Entah kapan aku dan LEN bisa membalas kebaikan yang telah ia berikan selama ini. 15 tahun sudah saya tidak pernah bertemu Irma lagi. Entah sudah dimana ia berada saat ini. Semoga ia sehat dan baik baik saja. Dialah salah satu pahlawan di dalam percintaanku dengan kekasihku LEN. Begitulah kalau saya kebetulan ingin bertemu LEN pada waktu itu. Kadang saya langsung ke rumahnya dan kadang saya mempergunakan Irma sebagai perantara kami. Dengan kebaikan hatinya, cintaku pada LENpun semakin hari semakin mekar. Tumbuh subur ibarat bunga melati di padang rumput. Tumbuh indah, putih dan suci. Semoga cinta kami akan abadi untuk selama lamanya. Semoga tak akan ada lagi yang akan memisahkan kami dari keindahan cinta yang telah mulai kami bina bersama.
By writer of Hajji Book:
40 Hari Di Tanah Suci
Thank you

No comments:

Post a Comment