Friday, July 17, 2009

MERTUAKU MENOLAK (27)

Di saat aku menceritakan semua maksud kedatanganku, aku masih ingat wajah ibu LEN. Ia nampak diam saja tak berkomentar sedikitpun. Sementara ayah LEN diam saja seolah menunggu kapan aku selesai berbicara. Aku tak perduli bagaimanapun sikap mereka. Aku hanya mengatakan kebenaran. Aku tak bermaksud menipu. Aku datang atas nama cintaku pada LEN. Kuteruskan untuk mengatakan apa saja yang perlu kukatakan. Dan setelah selesai, apa hasilnya. Calon mertuaku hanya memperbaiki duduknya di ruang tamu itu, lalu ia mengatakan dengan kalimat yang halus sekali. Yang sampai sampai aku tak mampu menyusun kalimatnya di halaman ini. Tapi arti sebenarnya bisa diartikan bahwa ia tidak menerima lamaranku. Bukan main aku terkejutnya mendengar jawban yang sangat menentukan itu. Kulirik segera pintu kamar tempat LEN sekarang berada. Apakah LEN mendengar keputusan ini? Kalimat ini bergumam di hatiku. Kalimat yang akan menentu nasib ku bersama LEN. Kemudian dalam kebuntuan itu aku masih mencoba untuk mengutarakan maksud tujuanku. Tapi sudah terlalu banyak masalah yang menjadi penghalang di pikiran orang tua LEN. Mulai fitnahan dari keluarga Tia, perbedaan budaya, dan keberanianku yang terlalu berlebihan. Tapi aku tetap juga mencoba dan mencoba walau akhirnya keadaan menjadi sedikit tegang. Ayah LEN nampak seperti kewalahan melihat kesungguhanku. Ibu LEN akhirnya nampak seperti kasihan melihatku. Tapi ayah LEN terus bersikeras dengan keputusannya. Walaupun ia nampak seperti menahan emosinya sebab ia melihatku tak perduli dengan ranjau ranjau untuk merebut putrinya menjadi pendamping hidupku. Tapi begitulah akhirnya. Calon mertuaku menolak lamaranku. Aku bukannya pasrah dengan kekalahanku dalam debat dengan ayah LEN. Tapi aku masih terus optimis karena aku telah mengenal hati LEN sejauh jauhnya. Begitulah akhirnya pertemuan yang diwarnai kegagalan itu. Namun aku tetap yakin dengan cintaku pada LEN. Diakhir cerita akhirnya aku pamit pada kedua calon mertuaku. Dalam pada itu aku masih bisa bertemu LEN walau sesaat. Kukatakan pada LEN tanpa setahu kedua calon mertuaku. Mereka tak merestui hubungan kita. Aku akan datang lagi nanti malam. Aku tetap mengharapkanmu. Itu kalimat yang kuucapkan pada kekasihku.
By writer of Hajji Book:
40 Hari Di Tanah Suci
Thank you

No comments:

Post a Comment