Saturday, July 18, 2009

KETIKA AYAHKU MEMANGGIL SEMUA ANAKNYA (37)

Dengan selesainya pembicaraan ayah dan ibuku di rumah calon mertuaku, maka selesailah sudah semua urusan untuk perancangan perkawinan kami. Semua cerita pelamaran ini diceritakan ibuku secara terperinci agar saya tahu jalan ceritanya. Dan dapat disimpulkan riwayat terjungkalnya gunung tinggi antara aku dan LEN adalah karena keterus terangan ayahku pada calon mertuaku, kemudian atas tidak berpihaknya LEN pada orang tuanya. Tapi semua itu tak dapat disalahkan. Dan tak pantas juga calon pengantin perempuan malu karena itu. Semua orang tahu artinya cinta. Semua orang tahu kerinduan dan asmara. Jadi semua itu lumrah saja terjadi. Saya sebagai calon suami juga sudah dihajar habis habisan dengan banyak kalimat yang menandakan ia tak merestui aku dan LEN pada mulanya. Tapi karena kami tak mau dipisah, aku terus berusaha meyakinkan calon mertuaku. Hingga terasa harga diriku hancur sampai lumat karena perjuanganku. Tapi aku tak perduli demi cinta kami. Sama saja dengan calon istriku LEN, dia juga sudah mengorbankan harga dirinya demi cinta kami. Demi rasa inginnya hidup bersama laki laki pilihannya. Tak ingin berpisah walau apapun yang akan terjadi. Kemudian pada malam itu juga karena semua urusan sudah hampir tuntas, lalu ayah dan ibukupun mulai menelepon anak anaknya agar pulang ke rumah kami di sumatera utara untuk urusan ini. Mereka semua mesti sampai dalam tiga hari, sebab ayah dan ibuku sudah berjanji pada hari itulah mahar yang dijanjikan diantar ke rumah calon mertuaku.

No comments:

Post a Comment