Saturday, July 18, 2009

PENGAKUAN LEN DI DEPAN IBU KEKASIHNYA (35)

Setelah Cudin memastikan bahwa mereka telah sampai di rumah LEN, barulah ayah dan ibuku turun dari mobil untuk menemui orang tua LEN. Calon mertuaku menyambut kedatangan tamunya yang sedang datang ini dengan baik. Ayahku pun mengatakan pada calon mertuaku bahwa mereka datang hanya untuk berkunjung dan silatur rahmi saja. Setelah semuanya sudah sama sama duduk di ruang tamu, permasalahanpun sudah mulai bisa diuangkapkan. Ayahku mengatakan bahwa ia sangat terkejut mengetahui bahwa anaknya telah melamar LEN. Ia mengakui bahwa ia tidak pernah tahu hal ini sebelumnya. Baru tadi malam ia mengetahui semua ini. Lalu karena itulah ia segera kesini. Dalam pertemuan ini ia mengatakan bahwa iapun tak akan bisa menghalangi anaknya. Dan ia yakin siapapun takkan bisa menghalangi orang yang sudah saling menyukai seperti anaknya dan LEN. Ia malah menceritakan bahwa dulupun ia mengalami nasib seperti ini. Akibatnya berbuntut tak pernah selesai entah sekian lama. Jadi iapun tak ingin bila hal ini terulang pada anaknya. Ia sudah mengakui datang secara baik baik. Dan karena niat yang baik ini ia paksakan datang walaupun dalam keadaan susah karena ayahku sudah mengidap penyakit komplikasi. Ia juga mengatakan bahwa menghalangi aku dan LEN adalah sesuatu yang amat sulit untuk dihentikan. Jadi ia memohon agar aku dan LEN lebih baik disetujui saja pernikahannya. Tak usah dihalangi, sebab dengan menghalanginya, hanya akan mengundang masalah besar. Ayahku juga memberi tahu bahwa aku dan LEN telah berencana akan melarikan diri. Boleh saya mengenal teman wanita anak saya yang di rumah ini. Mungkin kita bisa tahu lebih pasti bahwa kita tidak akan mampu lagi menghalangi mereka. Itu yang dikatakan oleh ayahku. Lalu setelah mendengar kabar tentang perjanjianku dengan LEN ini, akhirnya calon mertuaku jadi terdiam. Dia tak mampu lagi mempertahankan kekerasan hatinya. Dia memanggil LEN dan menanya tentang hal ini. Jawaban yang diproleh tetap saja mengartikan bahwa LEN bersedia menikah denganku. Ibukupun menanyakan apa benar kami telah punya janji. Len menjawab yang sejujurnya. Sejak inilah calon mertuaku mulai mengalah. Jika ia tetap menolak, ia sudah mendengar sendiri bahwa len akan pergi lari dengam laki laki kekasihnya. Dengan didapatnya kepastian ini, mulailah kedua belah keluarga ini bicara semakin akrab.
By writer of Hajji Book:
40 Hari Di Tanah Suci
Thank you

No comments:

Post a Comment