Wednesday, July 15, 2009

DAUN DAUN YANG BERGUGURAN (21)

Setelah kepastian cinta LEN telah kudapatkan. Setelah api cinta berbau pernikahan telah kami nyalakan bersama kekasihku LEN. Akupun sudah berniat mengakhiri hubunganku dengan Enny. Aku akan menemuinya untuk terakhir kalinya. Sebab tak ada gunanya lagi hubungan kami dilanjutkan. Itu sudah pasti akan membuat redup api cinta perkawinanku dengan LEN. Lalu kutemui Enny seperti malam malam sebelumnya. Kasihan perempuan itu, ternyata pacarnya adalah seorang pengkhianat. Aku sendiri benci melihat laki laki seperti aku. Tapi apa daya. Memang sudah suratan aku tidak menyukainya lagi. Terpaksa aku harus berterus terang untuk membubarkan hubungan kami. Meski terasa sakit di hatinya, bahkan akan lebih sakit kalau dibiarkan hubungan kami terus berlanjut. Dia masih muda. Dia masih banyak waktu. Dia lebih baik mencari yang lain. Tak usah lagi untuk mengharapkanku.
sesampai di depannya, ternyata apa yang kurencanakan tak dapat kulakukan. Apa yang akan kukatan, tak dapat kuucapkan. Ia terlalu baik. Wajahnya terlalu yakin padaku. Bukan karena aku mencintainya makanya aku tak berani. Tapi karena ia tak punya salah dan karena terlalu polos untuk ditipu. Begitu akhirnya hingga malam telah memaksaku untuk pulang. Saya akhirnya meninggalkannya tanpa bisa menyelesaikan hubungan kami. Aku sedih mengapa aku tidak mampu. Padahal aku tidak ingin bila LEN akhirnya akan merasa sakit hati. Aku mencintai LEN sepenuh rasa. Aku tidak ingin banyak masalah dengannya. Bagiku LEN sudah cukup. Aku tak ingin membagi cinta dengan siapapun lagi. Aku ingin menjadi milik LEN sepenuhnya. Lalu pada keesokan harinya, temanku Marwan kusuruh untuk menceritakan permasalahanku. Mulanya ia tak mau. Tapi karena desakanku yang tak dapat ia tahan, akhirnya ia bersedia walau hanya berbuat sebagai pengantar surat merah pada Enny. Pertemuan semalam adalah pertemuan terakhirku dengan Enny bertatapan muka. Keretakan hubungan kami merupakan titik awal aku bisa menyerahkan cinta suciku pada LEN. Tak ada lagi bunga yang lain kecuali melati milik LEN. Tak ada lagi bukit cinta yang subur. Semua dedaunannya sudah berguguran, kecuali bunga dedaunan di bukit berbunga tempat aku dan LEN menjalin kasih.
By writer of Hajji Book:
40 Hari Di Tanah Suci
Thank you

No comments:

Post a Comment