Saturday, July 18, 2009

MENYERAHKAN MAHAR (38)

Setelah saudaraku sudah berkumpul semuanya, tibalah hari yang dijanjikan kedua orang tuaku. Kamipun pergi menuju ke sana. Rupanya di rumah calon mertuaku sudah ada family yang mereka undang untuk menyambut kami. Di hari ini aku mulai berjabatan tangan dengan semua. Hingga tiba giliran menjabat tangan kedua calon mertuaku. Mereka mengatakan sesuatu, lalu saya menjawab dengan sebaik baiknya. Disinilah saya mulai memanggil keduanya dengan panggilan mertua atau tulang dan nantulang dalam bahasa adat setempat. Dalam pertemuan itu saya kembali melihat kekasihku, tapi bukan lagi sebagai status pacar. Tapi dialah calon istriku. Calon istri yang kupilih di antara perempuan yang ada di muka bumi ini. Dan calon istri yang telah disediakan tuhan untukku dalam mengarungi hidup ini.
Sejumlah mahar sudah tiba saatnya untuk diserahkan. Acara ini terlaksana tidak sesuai dengan adat yang dianut mertuaku. Tapi mertuaku nampak maklum. Banyak yang keberatan dengan cara adat maupun budaya yang kami pakai, tapi hari ini justru mertuakulah yang membela kami. Dia minta agar petugas adat maklum dengan budaya kami. Mertuaku menerangkan perbedaan budaya yang ada, sehingga semuanya berjalan juga sesuai waktu yang ditentukan. Hingga semuanya selesai. Hingga tiba saatnya kami untuk berangkat meninggalkan rumah mertuaku.
By writer of Hajji Book:
40 Hari Di Tanah Suci
Thank you

No comments:

Post a Comment