Monday, July 13, 2009

GAMBARAN TANGGA MENUJU KASIH LEN (13)

Entah kenapa orang tua Tia juga ikut ikutan dalam masalahku dengan Tia. Entah kenapa pula orang tua Tia baru hari ini datang menemuiku. Padahal sudah sekian tahun saya akrab dengan anaknya. Hari itu ia datang langsung menemuiku tanpa perantara. Dia menyuruhku datang menemui anaknya. Ia mengatakan Tia dan neneknya rindu padaku. Memang saya akrab nenek Tia. Biarpun sering kulihat ayah Tia sangat membenciku karena keakraban itu. Tapi seiring hubunganku dengan Tia retak sebelum aku mendapatkan cinta LEN, sejak itu saya tidak pernah menemuinya lagi. Tapi hari itu ibunya datang untuk mengajakku ke rumahnya. Kuajak temanku Budi ke sana untuk memenuhi panggilan itu. Keadaannya sama dengan keadaan di rumah Elisa. Bedanya, dirumah Tia, neneknya ikut ambil bagian untuk menasehatiku agar aku jangan sering merajuk. Jangan terlalu sering tak baikan dengan cucunya. Aku hanya mengiakan saja pada nenek Tia. Meski pada saat itu aku hanya teringat pada kekasihku LEN.
saat itu aku hanya berbincang sedikit dengan Tia. Kukatakan bahwa aku tidak punya pacar. Tapi aku tidak akan kembali lagi padanya. Aku takut memberi tahunya tentang LEN. Sebab itu aku terpaksa berdusta. Aku menegaskan kalimat yang pernah dilontarkannya padaku. Kumohon kamu jangan lagi pernah datang menemuiku. Kumohon kamu jangan lagi datang kesini untuk selama lamanya. Itu kalimat terakhir yang ia lontarkan padaku. Ini yang kukatakan balik padanya. Lalu kuperjelas bahwa aku datang hanya karena menghargai ibunya. Kulihat ia menangis pada pertemuan itu. Tapi aku juga sempat sempoyongan karena ucapan pedasnya beberapa bulan lalu. Aku hanya mengatakan, marilah berusaha untuk saling melupakan. Kita tidak akan bahagia nantinya. Kita akan terus terusan bertengkar. Itu yang kukatakan terakhir kali padanya. Ketika temanku Budi datang menjemputku dua jam kemudian, kujabat tangannya untuk saling bermaaf maafan. Itulah terakhir kalinya aku melihatnya. Kusalam neneknya. Neneknya mengelus pundakku. Dia nampak tak tahu apa apa. Itulah terakhir kalinya aku kerumah Tia.
Kutuliskan semua ini bukan karena aku rindu padanya. Tapi karena ingin menceritakan secara lengkap langkah langkah percintaanku dengan LEN kekasihku
By writer of Hajji Book:
40 Hari Di Tanah Suci
Thank you

No comments:

Post a Comment