Saturday, July 18, 2009

MERENCANAKAN HARI PERNIKAHAN (36)

Dengan terucapnya pengakuan LEN tentang kesediaannya untuk menikah denganku, dan juga dengan pengakuannya tentang rencana kami untuk melarikan diri. Maka tak ada lagi yang bisa diperbuat calon mertuaku. Di satu sisi ia sudah merasa kalah oleh tidak berpihaknya LEN anaknya sendiri padanya. Di satu sisi tidak ada lagi gunanya untuk menunda nunda pernikahan kami.
Dalam pada ini, ayahku yang merasa sakit sakitan belakangan ini mengharap agar mahar dan acara pernikahan kami dibicarakan saja hari ini juga. Secara adat yang berlaku di daerah ini, rencana ayahku benar benar tidak sesuai. Tapi mendengar pengakuan ayahku tentang kondisi kesehatannya tak memungkinkan untuk ditolak, lalu calon mertuaku menyetujui saja permintaan ini. Mungkin ditambah lagi karena calon mertuaku telah menganggap ayahku sebagai penyelamat bagi nama baiknya. Tanpa kedatangan ayahku, mungkin LEN sudah tidak dirumahnya lagi nanti malam. Jadi ayahku sudah berbuat sebagai dewa penolong untuk aku dan LEN, begitu juga buat keluarga LEN. Jadi semua ini telah membuat calon mertuaku untuk tidak bisa menjawab. Pada mulanya calon mertuaku memang meminta agar waktunya diundur saja. Walaupun terus terang mengatakan bahwa ia sudah merestui hubungan kami. Tapi ayahku memberi alasan bahwa anak anaknya bertempat tinggal sangat jauh. Ada yang di Jakarta dan di Bengkulu. Jadi begitu anak sulungnya dipanggil nanti, semuanya mesti harus selesai secepatnya. Karena tak mungkin mereka berlama lama disini. Mahar akan diurus anak ayahku yang sulung. Pesta perkawinanpun dia yang akan mengurusnya nanti karena ayahku sudah tidak kuat fisiknya. Jadi semua acara mesti harus dipersingkat. Lalu karena mendengar semua alasan ini, akhirnya calon mertuaku menurut saja. Semua akhirnya dipastikan pada hari ini. Termasuk jumlah mahar yang akan disediakan. Begitulah hingga akhirnya semua bisa dituntaskan. Termasuk jadwal hari penyerahan mahar, hari pernikahan, begitu juga dengan pesta peresmiannya. Memang semua rancangan ini benar benar sudah diluar adat budaya yang berlaku. Tapi nampaknya calon mertuaku sudah tidak mempermasahkannya lagi. Walau pada akhirnya banyak di antara familinya sendiri yang merasa tidak senang dengan acara perkawinan yang begitu tiba tiba ini.
By writer of Hajji Book:
40 Hari Di Tanah Suci
Thank you

No comments:

Post a Comment