Saturday, July 18, 2009

SENYUMAN IBUKU (34)

Ketika saya pulang dari pasar ke rumah pada malam harinya, disinilah saya mendapatkan sejalas jelasnya bagaimana sebenarnya tentang sebab musabab robohnya tembok pemisah antara aku dan LEN. Setelah berjumpa dengan ibuku, diapun mulai menceritakan semuanya. Saya masih ingat betul bagaimana rona wajahnya kala itu. Ibuku merasa sangat lega dan sangat gembira dengan terhindarnya aku dan LEN dari masalah besar yang akan kami hadapi. Dengan senyuman di wajah, ibupun mulai menceritakan semuanya secara detail. Rupanya setelah ibu dan ayah pergi ke pesta perkawinan sepupuku, mereka sudah terus berangkat menuju kota tempat LEN bertempat tinggal. Karena akan menuju rumah LEN, akhirnya mereka hanya sebentar saja berada di pesta family kami. Rupanya mereka sudah merencanakan keberangkatan ini sejak semua kuceritakan semua pada ibu semalam. Memang saat itu ibu tidak memberi komentar sedikitpun dari semua yang aku ceritakan. Tapi rupanya setelah aku tidur, setelah ibu menceritakan semua pada ayah, termasuk mengenai Cudin yang ternyata mengenal rumah LEN, di sinilah ayahku mengambil kesimpulan untuk berencana pergi bersama ibu menemui orang tua LEN.
Sengaja ayah dan ibuku tidak memberi tahu aku karena dia ingin menyelesaikan sendiri semua kerumitan ini. Begitulah hingga mereka berangkat dan sampai ke tujuan. Hingga bertemu pulalah kedua orang tuaku dengan kedua orang tua LEN untuk pertama kalinya. Di pertemuan inilah semuanya dibahas ayah dan calon mertuaku tentang hubunganku dengan LEN. Hingga semua, hingga semuanya tuntas dan calon mertuaku akhirnya menuruti apa yang dikehendaki anaknya. Iapun akhirnya menyadari bahwa saya adalah orang yang diharapkan anaknya untuk menjadi pendamping hidupnya untuk selama lamanya.
By writer of Hajji Book:
40 Hari Di Tanah Suci
Thank you

No comments:

Post a Comment