Thursday, July 16, 2009

KARENA KEJUJURAN (24)

Kenapa aku begitu jujur pada saat itu. Kenapa aku mau menceritakan tentang Tia pada LEN. Dulu kuanggap ini sebagai kebodohan. Dulu pernah LEN menemukanku sedang bersama Mery. Tak cukupkah hanya itu saja yang kuceritakan padanya. Mengapa harus cerita tentang Tia, cerita tentang berapa lama berhubungan cinta tentang Tia. Nampaknya aku sok punya pacar pada hari hari sebelumnya. Sok merasa don juan dan don quichotte. Bahkan kukatakan sok jujur. Tapi rupanya inilah yang akan terjadi. Orang tua Tia datang ingin memecah belah aku dan LEN. Rupanya itulah sebabnya aku harus bersikap jujur pada waktu itu. Sehingga alangkah mudahnya saya menepis semua prasangka LEN terhadapku karena kejujuranku sebelumnya. Tapi bagaimana dengan orang tuanya. Mereka semua sudah tahu tentang pengaduan ibu Tia. Bagi LEN mungkin mudah untuk meyakinkannya. Sebab ia telah mengerti betapa aku mencintainya dan juga betapa aku menghormati dan menyayanginya. Tapi bagi orang tua LEN. Apakah ini sesuatu yang mudah. Apakah orang tuanya akan yakin dengan omonganku? Tak mungkin semudah itu. Sungguh ini sesuatu yang amat rumit untuk dilaksanakan. Tapi aku mesti melamarnya hari ini juga. Seperti janjiku pada kekasihku. Seperti ucapanku pada LEN beberapa hari yang lalu.
Lalu setelah LEN bisa kuyakinkan sebab ia telah melihat kejujuran dan kesungguhanku. Lalu kutanyakan pada LEN, Bagaimana kalau sekiranya orang tuamu tidak mengizinkan kita untuk menikah. Pertanyaan ini dua kali aku tanyakan padanya. Ia tak mampu menjawabnya. Tapi aku melihat betapa tidak sukanya ia kalau harus berpisah denganku. Lalu kutanyakan sekali lagi. Kalau orang tuamu tidak mengizinkan kita untuk menikah, bersediakah kau kawin lari denganku? Inilah pertanyaan penentu di dalam perjalanan kami. Lalu LENpun menjawab dengan jawaban pasti, 'Saya bersedia'.
Hatiku lega mendengarkannya. meski aku sendiri tahu bahwa perjalanan kami ini masih merupakan awal dari perjuangan kami untuk menempuh liku liku rumah bahagia yang kami dambakan. Tapi aku akan perjuangkan apapun yang akan terjadi. Aku telah tercebur ke dunia cinta kami. Aku tak dapat keluar lagi. Meski ada fitnah yang akan menghancurkan cinta kami, aku akan berusaha menghadapinya. Aku tidak akan melepaskan LEN bagaimanapun juga. Sebab aku merasa ada di pihak yang benar. Dan aku tahu bahwa aku dan LEN telah sama sama mencintai.
By writer of Hajji Book:
40 Hari Di Tanah Suci

No comments:

Post a Comment