Monday, July 13, 2009

KELUARGANYA DAN KELUARGANYA (14)

Ketika di satu pertemuanku dengan LEN. Nampaklah hububungan kami semakin aneh. Ia mengajakku untuk pergi ke rumah saudara orang tuanya. Entah kenapa ia ingin memperkenalkan aku dengan saudara ibunya. Saya sendiripun heran kenapa saya mau diperkenalkan pada familinya. Padahal saya pada waktu itu belum ada rencana menikah dengannya. Tentu saja saya heran kenapa saya mau. Dan yang lebih mengherankanku, aku juga mengajaknya ke rumah kakakku yang berdomisili di kotanya. Saya tidak pernah melakukan ini pada siapapun. Saya tidak pernah membawa pacarku ke rumahku atau juga ke rumah familiku. Ini juga membuatku heran.
Ketika di rumah family LEN, kami hanya duduk duduk di ruang tamu. Bercengkerama apa adanya. Sehingga familinyapun akhirnya mulai mengenaliku. Kalau di rumah kakakku, kami tidak menemui siapa siapa. Entah kenapa rumahnya kosong dan tak terkunci. Mulai dari pagar pekarangan, hingga pintu depan rumahnya. Semuanya dalam keadaan terbuka. Kakakku punya anak dua laki laki dan dua perempuan. Semua anaknya juga sedang tidak di rumah itu. Mulanya saya masih mau tahu dimana mereka, tapi ketika kupanggil nama anak anak kakakku satu persatu dan tak ada yang menyahut, barulah kutahu pasti bahwa keluarga kakakku sedang tidak dirumah. Kami hanya berdua saja di rumah kakakku. Itupun tak berapa lama. Tapi kesediaanku membawa LEN ke rumah kakakku, kuanggap sesuatu yang aneh. Tapi itulah yang terjadi antara aku dan LEN.
Entah ini yang dinamakan cinta sejati. Hanya yang kuasa yang bisa menjawabnya. Dari sejak itu, saya tak mampu lagi untuk bertemu dengannya sekali dalam seminggu. Sungguh aku mulai tidak mampu. Aku selalu rindu padanya. Aku bahkan mencoba menemuinya dua kali dalam seminggu. Tapi kerinduanku untuk selalu berada di dekatnya sudah semakin parah. Terkadang saya malu kalau datang begitu sering. Saya malu kalau terlalu ser Sering datang menemuinya. Tapi saya merasa tak mampu untuk selalu tidak bersamanya. Sehingga terkadang saya datang dengan kebohongan. Tapi bukan bermaksud menipunya. Aku melakukannya karena aku ingin bertemu seorang yang kucintai dan kukasihi. Begitulah rupanya setelah bunga melati kami semakin berbunga.
By writer of Hajji Book:
40 Hari Di Tanah Suci
Thank you

No comments:

Post a Comment